Liputan6.com, Jakarta PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo I melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) kerjasama proyek pengembangan Kuala Tanjung Port and Industrial Estate (Kuala Tanjung PIE) dengan Port of Rotterdam dan Zhejiang Provincial Seaport Investment & Operation Group Co Ltd, Jumat (7/5/2021).
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, penandatanganan MoU tersebut jadi babak baru bagi pengembangan Kuala Tanjung.
“Saya optimis kinerja pelabuhan Kuala Tanjung dapat terus meningkat dan dapat memberikan dampak ekonomi secara maksimal, menekan biaya logistik, dan meningkatkan daya saing logistik Indonesia dengan negara-negara lain,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (8/5/2021).
Menhub menambahkan, upaya kerjasama ini juga sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mendukung penuh dan mengawal langsung pengembangan Kuala Tanjung yang telah ditetapkan sebagai proyek strategis nasional (PSN).
Sementara itu, Direktur Utama Pelindo I Prasetyo menjelaskan, penandatanganan MoU dan lembar persyaratan kerjasama ini akan mengakselerasi pengembangan Kuala Tanjung PIE dan juga akan mewujudkan Kuala Tanjung PIE sebagai The Indonesia’s Logistic and Supply Chain Hub.
“Kami juga yakin bahwa Kuala Tanjung PIE akan menjadi salah satu pintu gerbang perekonomian yang baru di ASEAN, serta menjadi simpul penting dalam perdagangan dan jaringan logistik global yang menghubungkan Eropa dan Asia,” jelas Prasetyo.
Pelindo I, Port of Rotterdam, dan Zhejiang Seaport Group akan bekerjasama dalam optimalisasi Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT) yang dioperasikan oleh anak usaha Pelindo I, PT Prima Multi Terminal (PMT).
Pada sektor kawasan industri, Port of Rotterdam dan Zhejiang Seaport Group akan bekerjasama dengan anak perusahaan Pelindo I, PT Prima Pengembangan Kawasan dalam mengembangkan kawasan industri di Kuala Tanjung seluas 200 ha pada tahap pertama yang disediakan untuk industri-industri dari China.
Pengembangan Kuala Tanjung PIE yang berada di jalur utama Selat Malaka yang dilintasi 25 persen komoditas perdagangan dunia akan menjadikan posisi Kuala Tanjung PIE semakin strategis, dan berpotensi sebagai simpul penting dalam jaringan logistik dan supply chain global.
Kuala Tanjung juga terintegrasi dan terhubung langsung dengan kawasan industri Sei Mangkei yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Selain itu, Kuala Tanjung akan menerapkan konsep smart port and smart industrial area. Hal tersebut didukung dengan penerapan teknologi informasi yang mumpuni di kawasan tersebut, sehingga nantinya akan menjadi sebuah kawasan industri modern berskala Internasional.